PEMBUATAN PRODUK MONITORING KONDISI LINGKUNGAN TANAMAN JERUK UNTUK KELOMPOK PETANI MAKMUR SADULUR DESA CIGUGURGIRANG RT 3 RW 12 PARONGPONG

PEMBUATAN PRODUK MONITORING KONDISI LINGKUNGAN TANAMAN JERUK UNTUK KELOMPOK PETANI MAKMUR SADULUR DESA CIGUGURGIRANG RT 3 RW 12 PARONGPONG

Sejak 1994, produktivitas tanaman jeruk meningkat dari hanya 10 ton per hektare menjadi 30 ton per hektare pada 2020 atau meningkat tiga kali lipat dalam tiga dekade. Indonesia mampu meningkatkan volume ekspor komoditas buah jeruk purut hingga tiga kali lipat. Untuk ikut turut serta mendukung program dan target pemerintah tersebut untuk komoditas jeruk khusus pemberdayaan petani jeruk maka beberapa dosen dari Fakultas Teknik Elektro Telkom University (FTE Tel-U), Sony Sumaryo, Mohamad Ramdhani dan Bandiyah Sri Aprillia dibantu beberapa mahasiswa, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembuatan produk monitoring kondisi lingkungan tanaman jeruk dengan mitra sasar Kelompok Tani Makmur Sadulur, di daerah Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

Kelompok Tani Makmur Sadulur merupakan kelompok atau komunitas atau perkumpulan yang dibentuk untuk bidang usaha seperti pertanian dan pemasaran jeruk dan lemon, spot wisata, dan produk turunannya berupa sari lemon dan selai lemon, yang suah mendapat legalitas secara lembaga melalui Keputusan Kemenkumham RI Nomor AHU-0002456,AH.01.07. No 2020 berdasarkan permohonan Notaris Herman Alamsyah S.H., M.KN dengan nomor pendaftaran 6020031732101206, serta dengan Ketuanya adalah Bapak Cece Apandi,ST. Adapun lokasi Kelompok Tani Makmur Sadulur adalah Kp. Sukamulus RT 3 RW 12 Desa Cigugurgirang Kec. Parongpong, Kab. Bandung Barat 40559, Jawa Barat. Lokasi nya kurang lebih berjarak 19 km dari kampus Telkom University.

Lokasi kebun jeruk kelompok tani makmur sedulur ini berada di pinggiran kota Bandung sebelah utara mengakibatkan kondisi luas area kebun yang terus menyusut dari tahun ke tahun karena ada pertumbugan perumahan yang sangat pesat. Permasalahan yang dihadapi petani cukup banyak sebenarnya jika diurai dan ditelusuri lebih jauh. Permasalahan utama yang dihadapi para petani dalam proses pengelolaan kebun jeruknya adalah adanya hama jeruk Bereng atau wereng berupa kupu kupu kecil yang sering mengganggu tanaman jeruk secara langsung. Disamping masalah tersebut ada masalah lain yaitu masalah kandungan tanah, Dengan penggunaan pupuk kimia yang makin masif dan densitas pupuk yang makin besar mengakibatkan perubahan “kesehatan” tanah. Petani saat ini tidak mengetahui persis bagaimana kandungan unsur dan kondisi tanah saat ini. Menurut litaeratur dan petani kandungan tanah yang diperlukan oleh tanaman jeruk adalah: pH tanah, hydrogen, hcl (mempengaruhi manis tidaknya buah jeruk yang dihasilkan), nitrogen (mempengaruhi kesehatan daun), psp (mempengaruhi kesehatan ranting tanaman jeruk) dan lain lain. Saat ini ada kondisi daun tanaman jeruk cepat kuning dan petani belum mengetahui secara persis penyebabnya, salah satu kemungkinannya ada pengaruh kondisi kandungan tanah.

Solusi yang ditawarkan berupa pembuatan produk monitoring kondisi lingkunagn di perkebunan jeruk dengan parameter yang diukur pH tanah, kelembaban, hidrogen, dan sensor kadar NPK. Hasil dari pembuatan produk ini nantinya akan diserahkan ke kelompok Petani Makmur Sadulur sekaligus dilakukan pelatihan, yang diadakan tanggal 4 Juni 2022, tentang cara penggunaan alat dalam bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh tim dosen dari Universitas Telkom.

Harapannya dengan adanya pemasangan dan kemudian diikuti pelatihan singkat penggunaan perangkat monitoring atau pemantauan kondisi lingkungan tanaman jeruk khususnya kondisi tanah dan pengusiran hama, maka petani makin lebih memahami kondisi lingkungan atau tanah tanaman jeruk dan lingkungannya secara umum lebih baik. Hal tersebut otomatis akan makin meningkatkan produktifitas dan sustainable penanaman jeruk dan secara langsung ataupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan para petani dan pemberdayaan petani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *