PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DI DESA PINGGIRSARI
Desa Pinggirsari merupakan salah satu desa dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa Pinggirsari ini berlokasi di antara pegunungan dan bukit diantaranya yaitu Gunung Geulis, Gunung Batu, Gunung Tikukur, Gunung Malabar, Gunung Kolotok dan Gunung Leutik.Sebagian wilayah Desa Pinggirsari memiliki topografi dengan ketinggian yaitu 700 – 1200 mdpl dengan suhu rata-rata yaitu 24°C dan curah hujan sekitar 2000 mm/tahun. Penduduk Desa Pinggirsari sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan dan hortikultura seperti singkong, ubi, jagung, bawang dan kol. Visi desa ini adalah membangun desa yang religius, berbasis kultural dan berwawasan lingkungan menuju Desa Pinggirsari yang repeh, rapih, aman, nyaman, dan kertaraharja serta berkeadilan. Dalam mewujudkan visi tersebut, desa bekerja amanah dengan motto “Berjuang untuk Rakyat” dengan nilai dijunjung “Nyaah Tur Amanah Ngarti Tur Ngabdi.”
Adapun misinya antara lain:
- Menjalin persatuan dan kesatuan dengan berbasis akhlak mulia, kultural, dan lingkungan.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan masyarakat madani.
- Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah terhadap Allah SWT, pemerintah, dan masyarakat.
- Menggali dan menumbuhkembangkan potensi asli daerah serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam peningkatan pembangunan desa.
Kegiatan pelatihan Pengolahan sampah organik dilakukan oleh tim dosen dan Mahasiswa/Mahasiswi dari Pengabdian Masyarakat dengan bantuan dana internal Skema Desa Binaan, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 11 Maret 2024. Kegiatan Pelatihan Pengolahan sampah Organik di Desa Pinggirsari akan dibagi menjadi tiga sesi utama:
- Sesi pertama dijelaskan tentang jenis-jenis sampah dan penjelasan cara penggunaan ton komposter.
- Sesi kedua melakukan praktek penggunaan tong komposter.
Saat ini, pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos merupakan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah sampah serta mendukung pertanian organik. Dengan menggunakan tong komposter, EM4, dan molase, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi. Kami dari Telkom University, jurusan S1 Teknik Elektro, mengadakan pelatihan pengolahan sampah organik untuk pembuatan pupuk kompos dengan tujuan memberikan edukasi praktis dan aplikatif kepada masyarakat. Dalam pelatihan ini, peserta akan diajarkan cara mengelola sampah organik dengan memanfaatkan teknologi komposter serta penggunaan EM4 dan molase untuk mempercepat proses pengomposan. Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah yang ramah lingkungan dan memberikan pengetahuan tentang pembuatan pupuk kompos yang dapat digunakan sendiri atau dijual sebagai produk bernilai ekonomi. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dalam mengurangi sampah organik dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Gambar 1. Kondisi lingkungan tempat penampungan sementara: Desa Pinggirsari
Sesi pertama yaitu masyarakat akan dijelaskan dijelaskan tentang jenis-jenis sampah dan penjelasan cara penggunaan tong komposter., seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Penjelasan Tentang Jenis-Jenis Sampah dan Penjelasan Mengenai Cara Penggunaan Tong Komposter
Gambar 2. Penjelasan Tentang Jenis-Jenis Sampah dan Penjelasan Mengenai Cara Penggunaan Tong Komposter
(a) | (b) |
(c) | (d) |
(e) | (f) |
Gambar 3. (a).Pemilahan sampah; (b). Memasukan Sampah Ke Dalam Tong Komposter; (c). Pembuatan Molase dan EM4; (d). Memasukan Molase dan EM4 ke dalam Tong Komposter yang sudah berisi sampah (e). Melakukan Tanya dan Jawab; dan (f). Foto Bersama Masyarakat
Harapan dengan adanya pelatihan ini adalah masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang, mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan kualitas pertanian dengan menggunakan pupuk kompos yang mereka buat sendiri. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dalam mengelola sampah organik dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diilustrasikan dalam gambar, umpan balik kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Pinggirsari menunjukkan respons yang sangat positif dari para peserta. Sebanyak 71% peserta menyatakan “sangat setuju” dengan pelaksanaan kegiatan ini, sementara 29% lainnya “setuju”. Tidak ada peserta yang memberikan tanggapan “netral”, “tidak setuju”, atau “sangat tidak setuju”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas peserta sangat puas dengan pelaksanaan kegiatan ini dan menganggapnya bermanfaat. Hal ini menunjukkan keberhasilan program dalam memberikan edukasi tentang pengolahan sampah organik dan pembuatan pupuk kompos, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Kami berharap hasil positif ini dapat terus ditingkatkan dan diimplementasikan dalam kegiatan serupa di masa mendatang.